Selamat Datang Para Pembaca, mari berbagi Ilmu

Wednesday 30 January 2013

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN


BAB I
PENDAHULUAN
Agar usaha produksi pertanian memberikan hasil yang memuaskan maka tanaman harus memiliki system irigasi yang memadai.
            Salahsatu faktor yang sangat mempengaruhi hasil produksi pertanian adalah ketersediaan sumber air yang cukup. System irigasi yang terkontrol dapat menunjang produksi lahan serta peningkatan kwalitas hasil produksi pertanian.
            Keberadaan saluran irigasi yang telah di fasilitasi oleh pemerintah serta warga setempat telah menjadi tangungjawab bersama untuk menjaga kelangsungan keberadaan saluran irigasi sebagai sumber air bagi warga untuk system pertanian terpadu.
            Adapun permasalahan yang ada sekarang ini adalah system irigasi yang mulai mengalami kerusakan yang dikarenakan termakan usia. Hal ini sangat mempengaruhi kondisi pertanian warga setempat. Kekurangan pasokan air ini mengakibatkan jumlah produksi yang semakin menurun, kwalitas hasil pertanian yang semakin rendah serta kesempatan di tiap musim tanam menjadi terbatas. Dimana dampak terburuknya adalah menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat sedangkan tuntutan hidup semakin berat






BAB II
HASIL INDENTIFIKASI MASALAH DAN KEBUTUHAN
Ada beberapa masalah yang dihadapi oleh para petani yang ada di Desa Bonto Maccini salah satu diantaranya adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap system irigasi yang ada di sana. Irgasi berperan penting dalam pengelolaan lahan yang bergantug pada aliran air terutama lahan tadah hujan, hal ini sangat mempengaruhi efektifitas produksi lahan pertanian masyarakat setempat.
Dengan system irigasi yang lebih terkontrol dapat mempengaruhi hasil pertanian hingga 50% dari keseluruhan kesempatan musim tanam. System irigasi yang ada sekarang hanya mampu melayani hingga dua kali musim tanam, itu pun belum secara menyeluruh dikarenakan keterbatasan volume air yang tersedia.
Bahkan yang lebih memprihatinkan adalah kondisi saluran irigasi yang semakin rusak yang termakan oleh usia. Hal ini semakin menambah daftar kekhawatiran masyarakat setempat jika sampai saluran irigasi rusak karena akan membatasi kesempatan musim tanam berikutnya, apalagi pada musim kemarau.
Harapan masyarakat setempat adalah perhatian pemerintah terhadap saluran irigasi yang sudah seharusnya di renovasi serta pembuatan waduk yang mampu menambah volume/debet air yang tersedia sehingga cadangan air petani terjamin keberadaannya yang menjamin kesempatan musim tanam yang ada yang dapat menambah hasil produksi petani tiap musimnya.




BAB III
ANALISIS MASALAH DAN KEBUTUHAN
Penyebab kekurangan pasokan air pada saluran irigasi adalah minimnya daya tamping waduk yang ada sehingga air yang ada tidak bisa dimanfaatkan keberadaannya, termasuk kondisi saluran irigasi yang mengalami kerusakan pada dasar dan dindingnya sehingga aliran air tidak dapat terfokus pada satu titik melainkan merembes pada lahan-lahan yang tidak membutuhkan.
Masyarakat membutuhkan bantuan pemerintah dalam perbaikan saluran irigasi. Pasalnya memperbaiki saluran irigasi membutuhkan dana yang cukup besar yang tidak dapat ditanggulangi oleh masyarakat itu sendiri.
            Pemerintah memegang peran penting dalam setiap aktifitas masyarakat apalagi yang berhubungan untuk kemaslahatan bersama. Terkait hal itu, masyarkat Desa Bonto Maccini mengharapkan bantuan pemerintah secepatnya agar lahan-lahan yang kurang efisien dapat kembali berfungsi dengan normal yang mampu menghasilakan produktifitas maximum.
Masyarkat setempat telah melakukan koordinasi dengangan pemerintah setempat yakni Kepala Desa untuk melakukan rehabilitasi. Yang kemudian telah ditanggapi oleh Kepala Desa dengan menyapaikan usulan ini kepada pihak pemerintah daerah yang sampai sekarang masih dalam proses pengkajian kelayakan proyek. Kebijakan pemerintah masih ditunggu oleh masyarakat agar kiranya hal ini dapat membantu mendorong perekonomian masyarakat setempat serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jika hal ini terus berlarut-larut, dikhwatirkan akan menimbulkan masalah yang lebih berat lagi untuk masyarakat setempat terkait kemampuan lahan berproduksi tanpa ditunjang saluran irigasi yang memadai untuk seluruh masyarkat.

BAB IV
PENYUSUNAN RENCANA KEBIJAKAN
Ada beberapa alternatif kebijakan-kebijakan yang dapat dibuat dari studi ini maupun yang diambil dari komentar dari masyarakat :
1.      Sesuai kesepakatan bersama wara setempat, telah diajukan permohonan perbaikan seluruh saran dan pra-sarana yang telah melampaui masa efektifitasnya, termasuk saluran irigasi.
2.      Penyediaan sarana dan prasarana terjamin, termasuk perbaikan saluran irigasi masyarkat setempat.
3.      Pembuatan waduk yang lebih besar kapasitasnya dari yang ada sekarang ini (renovasi waduk)
Hal ini dimaksudkan agar pembangunan pertanian masyarakat setempat dapat bhrgerak meski hanya perlahan akan tetapi hasilnya pasti dimata masyarakat. Perhatian pemerintah adalah semangat bagi para petani setempat.









BAB V
PENENTUAN KRITERIA
            Indikator yang dipakai selama ini untuk mengevaluasi kinerja pembangunan sector pertanian antara lain adalah Produk Domestik Bruto (PDB), penyerapan tenaga kerja, penyedia devisa dan peranannya menurunkan jumlah penduduk miskin. Namun demikian, masih menjadi pertanyaan para pakar : “Apakah indikator tersebut mampu mencerminkan kinerja Riil sektor pertanian ?” Oleh karena itu, perlu ditentukan indikator-indikator baru yang diharapkan dapat menggambarkan pencapaian sasaran pembangunan berkelanjutan serta keragaannya harus diukur dalam perspektif jangka panjang. Dengan demikian kinerja pembangunan pertanian tidak lagi dilihat hanya semata-mata dari kontribusinya terhadap perekonomian nasional tapi juga peranan artikulatifnya yaitu keterkaitan antar sektor baik ke depan maupun ke belakang dan peranan promotifnya yaitu merangsang pertumbuhan sektor lain secara tidak langsung dengan menciptakan lingkungan pembangunan yang mantap.

            Secara keseluruhan indikator utama pembangunan pertanian di tingkat makro (nasional) dan mikro (petani) sebanyak 8 indikator yaitu :
(1) Pertumbuhan luas lahan irigasi,
(2) Rasio tenaga kerja desa/kota di sektor pertanian,
(3) Rasio tenaga kerja 15 desa/kota di sektor non pertanian,
(4) Pertumbuhan Indeks Ketahanan Pangan (energi dan protein),
(5) Pertumbuhan PDRB sektor pertanian,
(6) Pangsa PDRB sector pertanian,
(7) Penggunaan sarana produksi (bibit, pupuk dan pestisida), dan
(8) Produktivitas usahatani.
           
            Delapan indikator utama tersebut telah mencerminkan 38 indikator pembangunan pertanian. Ini memberikan implikasi bahwa untuk mengetahui kondisi 52 indikator tersebut, hanya dibutuhkan pengukuran terhadap delapan indicator utama di atas. Untuk itu, disarankan agar kedelapan indikator utama tersebut dapat dijadikan sebagai indikator kinerja pembangunan pertanian.
Terkait indikator pertama (1) yakni pertumbuhan luas lahan irigasi yang menekankan pada sasaran yang ingin di capai dalam penyaluran air dari sumbernya, yang kemudian diberikan persepsi keberhasilan sesuai indicator keberhasilan pelaksanaan pertumbuhan luas lahan irigasi :
Ø  Saluran irigasi yang terkontrol
Ø  Pasokan air/cadangan air/volume yang cukup serta berkelanjutan
Ø  Dapat memenuhi seluruh kebutuhan air para petani
Ø  Peningkatan hasil dan mutu produksi  pertanian
Ø  Peningkatan kesejahteraan masyarkat
Sasaran pembangunan pertanian lima tahun ke depan adalah peningkatan ketahanan pangan, daya saing dan pendapatan petani. Berdasarkan hasil penelitian ini, ternyata. tingkat pendapatan petani dan daya saing komoditas pertanian (diukur dari pertumbuhan ekspor dan import) bukanlah indikator utama pembangunan pertanian. Oleh karena itu, sasaran pembangunan pertanian bukanlah untuk meningkatkan pendapatn petani, tetapi untuk meningkatkan produktivitas usahatani melalui peningkatan penggunaan sarana produksi.







BAB VI
ANALISIS SWOT
            Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bias dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.
            Pengertian secara umun Analisis SWOT adalah sebuah instrumen yang beraneka guna, yang dapat digunakan berkali-kali pada berbagai tahap proyek; membangun sebuah telaah atau untuk pemanasan diskusi sebelum membuat perencanaan. Instrumen ini dapat diterapkan secara luas, atau sub-komponen yang kecil (bagian dari strategi) dapat dipisahkan agar kita dapat melakukan analisis yang mendetil. SWOT sering menjadi pelengkap yang berguna ketika melakukan Analisis Pemangku Kepentingan. Kedua instrumen ini adalah pendahuluan yang baik sebelum melakukan Force Field Analysis dan Influencing Mapping.
Analisis SWOT Praktek Lapang
Kekuatan:
ü  Desa yang tempat saya melakukan praktek lapang dekat dari kota dan dekat dengan sarana fital seperti rumah sakit, kantor polisi dan prasarana lainnya.
ü  Pada daerah praktek lapang fasilitas rumah, makanan, dan prasarana penunjang lainnya dikukung penuh oleh mahasiswa sehinnga memudahkan untuk melakukan praktek lapang.
Kelemahan:
ü  Praktek ini hanya sebatas pelengkap dari SKS yang dibelanjakan belum bisa bermanfaat bagi banyak orang.
ü  Kami belum mempunyai sekian banyak peserta sehingga praktek yang kami lakukan kesannya kurang efektif bagi mahasiswa maupun responden ( Petani).
ü  Kami rentan menghadapi situasi bila ada teman-teman mahasiswa yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan pengambilan responden.
Peluang:
ü  Kami melakukan bisa mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh petani.
ü  Melalui studi lansung kelapangan pemerintah bisa melihat apa-apa saja yang dibutuhkan oleh para petani
ü  Pihak Universitas maupun Fakultas sangat mendukung praktek lapang ini
Ancaman:
ü  Pihak pemerintah yang bersangkutan dengan masalah yang ada dipetani ini akan melakukan protes keras apabila hasil yang kami dapatkan dilapangan tidak sesuai dengan data-data yang ada di Pemerintahaan.
ü  Ada banyak bukti berlawanan yang dapat digunakan untuk melakukan protes keras ke pemerintah daerah maupun pemerintah yang ada di pusat.

No comments:

Post a Comment