BAB
I
PENDAHULUAN
Agar
usaha produksi pertanian memberikan hasil yang memuaskan maka tanaman harus memiliki
system irigasi yang memadai.
Salahsatu faktor yang sangat
mempengaruhi hasil produksi pertanian adalah ketersediaan sumber air yang
cukup. System irigasi
yang terkontrol dapat menunjang produksi lahan serta peningkatan kwalitas hasil
produksi pertanian.
Keberadaan saluran irigasi yang
telah di fasilitasi oleh pemerintah serta warga setempat telah menjadi
tangungjawab bersama untuk menjaga kelangsungan keberadaan saluran irigasi
sebagai sumber air bagi warga untuk system pertanian terpadu.
Adapun permasalahan yang ada
sekarang ini adalah system irigasi yang mulai mengalami kerusakan yang
dikarenakan termakan usia. Hal ini sangat mempengaruhi kondisi pertanian warga
setempat. Kekurangan pasokan air ini mengakibatkan jumlah produksi yang semakin
menurun, kwalitas hasil pertanian yang semakin rendah serta kesempatan di tiap
musim tanam menjadi terbatas. Dimana dampak terburuknya adalah menurunnya
tingkat kesejahteraan masyarakat sedangkan tuntutan hidup semakin berat
BAB
II
HASIL INDENTIFIKASI MASALAH DAN
KEBUTUHAN
Ada beberapa masalah yang dihadapi oleh para petani yang ada
di Desa Bonto Maccini salah satu diantaranya adalah kurangnya perhatian
pemerintah terhadap system irigasi yang ada di sana. Irgasi berperan penting
dalam pengelolaan lahan yang bergantug pada aliran air terutama lahan tadah
hujan, hal ini sangat mempengaruhi efektifitas produksi lahan pertanian
masyarakat setempat.
Dengan system irigasi yang lebih terkontrol dapat
mempengaruhi hasil pertanian hingga 50% dari keseluruhan kesempatan musim
tanam. System irigasi yang ada sekarang hanya mampu melayani hingga dua kali
musim tanam, itu pun belum secara menyeluruh dikarenakan keterbatasan volume
air yang tersedia.
Bahkan yang lebih memprihatinkan adalah kondisi saluran
irigasi yang semakin rusak yang termakan oleh usia. Hal ini semakin menambah
daftar kekhawatiran masyarakat setempat jika sampai saluran irigasi rusak
karena akan membatasi kesempatan musim tanam berikutnya, apalagi pada musim
kemarau.
Harapan masyarakat setempat adalah perhatian pemerintah
terhadap saluran irigasi yang sudah seharusnya di renovasi serta pembuatan
waduk yang mampu menambah volume/debet air yang tersedia sehingga cadangan air
petani terjamin keberadaannya yang menjamin kesempatan musim tanam yang ada
yang dapat menambah hasil produksi petani tiap musimnya.
BAB
III
ANALISIS
MASALAH DAN KEBUTUHAN
Penyebab
kekurangan pasokan air pada saluran irigasi adalah minimnya daya tamping waduk
yang ada sehingga air yang ada tidak bisa dimanfaatkan keberadaannya, termasuk
kondisi saluran irigasi yang mengalami kerusakan pada dasar dan dindingnya
sehingga aliran air tidak dapat terfokus pada satu titik melainkan merembes
pada lahan-lahan yang tidak membutuhkan.
Masyarakat
membutuhkan bantuan pemerintah dalam perbaikan saluran irigasi. Pasalnya
memperbaiki saluran irigasi membutuhkan dana yang cukup besar yang tidak dapat
ditanggulangi oleh masyarakat itu sendiri.
Pemerintah
memegang peran penting dalam setiap aktifitas masyarakat apalagi yang
berhubungan untuk kemaslahatan bersama. Terkait hal itu, masyarkat Desa Bonto
Maccini mengharapkan bantuan pemerintah secepatnya agar lahan-lahan yang kurang
efisien dapat kembali berfungsi dengan normal yang mampu menghasilakan
produktifitas maximum.
Masyarkat
setempat telah melakukan koordinasi dengangan pemerintah setempat yakni Kepala
Desa untuk melakukan rehabilitasi. Yang kemudian telah ditanggapi oleh Kepala
Desa dengan menyapaikan usulan ini kepada pihak pemerintah daerah yang sampai
sekarang masih dalam proses pengkajian kelayakan proyek. Kebijakan pemerintah
masih ditunggu oleh masyarakat agar kiranya hal ini dapat membantu mendorong
perekonomian masyarakat setempat serta mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Jika hal
ini terus berlarut-larut, dikhwatirkan akan menimbulkan masalah yang lebih
berat lagi untuk masyarakat setempat terkait kemampuan lahan berproduksi tanpa
ditunjang saluran irigasi yang memadai untuk seluruh masyarkat.
BAB
IV
PENYUSUNAN RENCANA KEBIJAKAN
Ada beberapa alternatif
kebijakan-kebijakan yang dapat dibuat dari studi ini maupun yang diambil dari
komentar dari masyarakat :
1.
Sesuai kesepakatan bersama wara setempat, telah
diajukan permohonan perbaikan seluruh saran dan pra-sarana yang telah melampaui
masa efektifitasnya, termasuk saluran irigasi.
2.
Penyediaan sarana dan prasarana terjamin, termasuk
perbaikan saluran irigasi masyarkat setempat.
3.
Pembuatan waduk yang lebih besar kapasitasnya dari
yang ada sekarang ini (renovasi waduk)
Hal ini
dimaksudkan agar pembangunan pertanian masyarakat setempat dapat bhrgerak meski
hanya perlahan akan tetapi hasilnya pasti dimata masyarakat. Perhatian
pemerintah adalah semangat bagi para petani setempat.
BAB V
PENENTUAN KRITERIA
Indikator yang dipakai selama ini
untuk mengevaluasi kinerja pembangunan sector pertanian antara lain adalah
Produk Domestik Bruto (PDB), penyerapan tenaga kerja, penyedia devisa dan
peranannya menurunkan jumlah penduduk miskin. Namun demikian, masih menjadi
pertanyaan para pakar : “Apakah indikator tersebut mampu mencerminkan kinerja Riil
sektor pertanian ?” Oleh karena itu, perlu ditentukan indikator-indikator baru
yang diharapkan dapat menggambarkan pencapaian sasaran pembangunan
berkelanjutan serta keragaannya harus diukur dalam perspektif jangka panjang.
Dengan demikian kinerja pembangunan pertanian tidak lagi dilihat hanya
semata-mata dari kontribusinya terhadap perekonomian nasional tapi juga peranan
artikulatifnya yaitu keterkaitan antar sektor baik ke depan maupun ke belakang
dan peranan promotifnya yaitu merangsang pertumbuhan sektor lain secara tidak
langsung dengan menciptakan lingkungan pembangunan yang mantap.
Secara keseluruhan
indikator utama pembangunan pertanian di tingkat makro (nasional) dan mikro
(petani) sebanyak 8 indikator yaitu :
(1)
Pertumbuhan luas lahan irigasi,
(2)
Rasio tenaga kerja desa/kota di sektor pertanian,
(3)
Rasio tenaga kerja 15 desa/kota di sektor non pertanian,
(4)
Pertumbuhan Indeks Ketahanan Pangan (energi dan protein),
(5)
Pertumbuhan PDRB sektor pertanian,
(6)
Pangsa PDRB sector pertanian,
(7)
Penggunaan sarana produksi (bibit, pupuk dan pestisida), dan
(8)
Produktivitas usahatani.
Delapan indikator utama tersebut
telah mencerminkan 38 indikator pembangunan pertanian. Ini memberikan implikasi
bahwa untuk mengetahui kondisi 52 indikator tersebut, hanya dibutuhkan
pengukuran terhadap delapan indicator utama di atas. Untuk itu, disarankan agar kedelapan indikator utama tersebut dapat
dijadikan sebagai indikator kinerja
pembangunan pertanian.
Terkait indikator pertama (1) yakni pertumbuhan luas
lahan irigasi yang menekankan pada sasaran yang ingin di capai dalam penyaluran
air dari sumbernya, yang kemudian diberikan persepsi keberhasilan sesuai
indicator keberhasilan pelaksanaan pertumbuhan luas lahan irigasi :
Ø Saluran
irigasi yang terkontrol
Ø Pasokan
air/cadangan air/volume yang cukup serta berkelanjutan
Ø Dapat
memenuhi seluruh kebutuhan air para petani
Ø Peningkatan
hasil dan mutu produksi pertanian
Ø Peningkatan
kesejahteraan masyarkat
Sasaran
pembangunan pertanian lima tahun ke depan adalah peningkatan ketahanan pangan,
daya saing dan pendapatan petani. Berdasarkan hasil penelitian ini, ternyata. tingkat
pendapatan petani dan daya saing komoditas pertanian (diukur dari pertumbuhan ekspor
dan import) bukanlah indikator utama pembangunan pertanian. Oleh karena itu, sasaran pembangunan pertanian bukanlah untuk
meningkatkan pendapatn petani, tetapi
untuk meningkatkan produktivitas usahatani melalui peningkatan penggunaan
sarana produksi.
BAB VI
ANALISIS SWOT
Menurut Daniel
Start dan Ingie Hovland Analisis SWOT adalah instrument
perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan
dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara
sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.
Instrumen ini menolong para perencana apa yang bias dicapai, dan hal-hal apa
saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.
Pengertian secara umun Analisis SWOT
adalah sebuah instrumen yang beraneka guna, yang dapat digunakan berkali-kali
pada berbagai tahap proyek; membangun sebuah telaah atau untuk pemanasan
diskusi sebelum membuat perencanaan. Instrumen ini dapat diterapkan secara
luas, atau sub-komponen yang kecil (bagian dari strategi) dapat dipisahkan agar
kita dapat melakukan analisis yang mendetil. SWOT sering menjadi pelengkap yang
berguna ketika melakukan Analisis Pemangku Kepentingan. Kedua instrumen ini
adalah pendahuluan yang baik sebelum melakukan Force Field Analysis dan
Influencing Mapping.
Analisis SWOT Praktek Lapang
Kekuatan:
ü Desa
yang tempat saya melakukan praktek lapang dekat dari kota dan dekat dengan
sarana fital seperti rumah sakit, kantor polisi dan prasarana lainnya.
ü Pada daerah praktek lapang fasilitas rumah, makanan,
dan prasarana penunjang lainnya dikukung penuh oleh mahasiswa sehinnga
memudahkan untuk melakukan praktek lapang.
Kelemahan:
ü Praktek
ini hanya sebatas pelengkap dari SKS yang dibelanjakan belum bisa bermanfaat
bagi banyak orang.
ü Kami
belum mempunyai sekian banyak peserta sehingga praktek yang kami lakukan
kesannya kurang efektif bagi mahasiswa maupun responden ( Petani).
ü Kami
rentan menghadapi situasi bila ada teman-teman mahasiswa yang kurang aktif
dalam melakukan kegiatan pengambilan responden.
Peluang:
ü Kami
melakukan bisa mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapi oleh petani.
ü Melalui
studi lansung kelapangan pemerintah bisa melihat apa-apa saja yang dibutuhkan
oleh para petani
ü Pihak
Universitas maupun Fakultas sangat mendukung praktek lapang ini
Ancaman:
ü Pihak
pemerintah yang bersangkutan dengan masalah yang ada dipetani ini akan
melakukan protes keras apabila hasil yang kami dapatkan dilapangan tidak sesuai
dengan data-data yang ada di Pemerintahaan.
ü Ada
banyak bukti berlawanan yang dapat digunakan untuk melakukan protes keras ke
pemerintah daerah maupun pemerintah yang ada di pusat.
No comments:
Post a Comment