Selamat Datang Para Pembaca, mari berbagi Ilmu

Wednesday 7 November 2012

TEKNIK BUDIDAYA PENGGEMUKAN SAPI BALI


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Salah satu kebijakan pemerintah dalam pembangunan peternakan di Indonesia adalah upaya dalam pencukupan kebutuhan protein hewani, yang pada gilirannya hal ini akan berpengaruh pada kecerdasan bangsa. Salah satu produk produk protein hewani adalah daging, yang dapat dihasilkan dari berbagai komoditas ternak, baik dari ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Ternak besar, terutama sapi, mempunyai peran yang sangat besar dalam penyediaan daging. Daging sapi pada umumnya dihasilkan dari sapi potong, seperti sapi bali, sapi madura, dan sapi peranakan ongole. Selain jenis sapi tersebut, beberapa perusahaan penggemukan yang mempunyai modal kuat menggunakan bibit sapi impor dari Australia. Namun, sejalan dengan krisis yang melanda negara kita akhir-akhir ini menghadapkan kegiatan penggemukan sapi dengan menggunakan sapi impor menjadi usaha sangat berat, bahkan perusahaan penggemukan skala besar pun mencoba mengalihkan usahanya, kalau tidak menutup usahanya. Kondisi yang semacam ini menjadi tantangan dan sekaligus peluang bagi kita untuk mengisi kekurangan suplai daging dengan memberdayakan potensi yang kita punya.
Sapi bali merupakan sapi asli Indonesia yang diketahui mempunyai keunggulan-keunggulan dan nyata-nyata disukai oleh petani peternak, sehingga pengembangannya telah merata hampir di seluruh pelosok nusantara. Hal ini sejalan dengan usaha yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, yaitu sebagai petani. Ternak sapi merupakan bagian dari sebagian kehidupan petani karena dengan memelihara ternak sapi petani mendapatkan manfaat yang dapat meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan keluarga petani.

B.   Permasalahan

1.    Kurangnya masyarakat yang melirik bisnis daging sapi lokal di indonesia.
2.    Minimnya pengetahuan masyarakat dalam pembudidayaan sapi potong lokal indonesia.
3.    Kebutuhan komsumsi daging di masyarakat makin meningkat.

C.   Tujuan dan Kegunaan

1.    Menciptakan lapangan kerja bagi keluarga
2.    Mendapatkan pupuk kandang dari kotorannya, yang saat ini sangat terasa karena pupuk buatan tidak lagi disubsidi oleh pemerintah sehingga harganya sangat mahal. Untuk menggantikan sebagian pupuk nitrogen, petani dapat memanfaatkan urin sapi untuk disiramkan pada tanaman pertanian.
3.    Dapat memanfaatkan tenaga sapi untuk pengolahan lahan dan bentuk tenaga kerja lainnya.
4.    Hasil jual ternak, baik yang didapat dari pertambahan berat badan maupun yang didapat dari tambahan anak.
Dari manfaat tersebut diatas, memelihara sapi merupakan suatu usaha yang menguntungkan. Untuk mendapatkan kesuksesan dalam pemeliharaan ternak, perlu kiranya pengetahuan yang menunjang keberhasilan beternak, yang secara garis besar akan diuraikan lebih lanjut.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Teknik Budidaya sapi bali

a.    Teknis Pemeliharaan Ternak Sapi Penggemukan
Jenis Ternak Sapi PotongSapi-sapi Indonesia yang dijadikan sumber daging adalah sapi Bali, sapi Ongole, sapi PO (peranakan ongole) dan sapi Madura. Selain itu juga sapi Aceh yang banyak diekspor ke Malaysia (Pinang). Dari populasi sapi potong yang ada, yang penyebarannya dianggap merata masing-masing adalah: sapi Bali, sapi PO, Madura dan Brahman.Sapi Bali berat badan mencapai 300-400 kg. dan persentase karkasnya 56,9%. Sapi Aberdeen angus (Skotlandia) bulu berwarna hitam, tidak bertanduk, bentuk tubuh rata seperti papan dan dagingnya padat, berat badan umur 1,5 tahun dapat mencapai 650 kg, sehingga lebih cocok untuk dipelihara sebagai sapi potong. Sapi Simental (Swiss) bertanduk kecil, bulu berwarna coklat muda atau kekuning-kuningan. Pada bagian muka, lutut kebawah dan jenis gelambir, ujung ekor berwarna putih.Sapi Brahman (dari India), banyak dikembangkan di Amerika. Persentase karkasnya 45%. Keistimewaan sapi ini tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan tambahan) apapun akan dimakannya, termasuk pakan yang jelek sekalipun. Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan panas.


b.    Pemilihan Sapi Untuk Pembibitan
Syarat ternak yang harus diperhatikan adalah:
1) Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap silsilahnya.
2) Matanya tampak cerah dan bersih.
3)Tidak terdapat tanda-tanda sering batuk, terganggu pernafasannya serta dari hidung tidak keluar lendir.
4) Kukunya tidak terasa panas bila diraba.
5) Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.
6) Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.
7) Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu. Pusarnya bersih dan kering, bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan bahwa pedet masih berumur kurang lebih dua hari. Untuk menghasilkan daging, pilihlah tipe sapi yang cocok yaitu jenis sapi Bali, sapi Brahman, sapi PO, dan sapi yang cocok serta banyak dijumpai di daerah setempat.
Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut:       
1) Tubuh Dalam, Besar, Berbentuk Persegi Empat/Bola.
2) Kualitas Dagingnya Maksimum dan Mudah Dipasarkan.
3) Laju Pertumbuhannya Relatif Cepat.
4) Efisiensi Pakannya Tinggi.
c.    Cara Pemilihan Bakalan
Bakalan yang baik untuk digunakan sebagai bahan penggemukan adalah : Sapi Sehat (Tidak Ada Tanda Penyakit); Berkelamin Jantan; Jenis Limosin, Simental, Brahman, Bali, Madura, Ongole ataupun PFH; Bentuk Badan Panjang Kaki Pendek/Kuat Dada Lebar dan Dalam; Umur Antara 1-2 Tahun (Sapi Muda) Umur 2-3Tahun (Sapi Dewasa). Bentuk Kerangka yang Besar dan Panjang; Kepala dan Moncong Besar; Bulunya yang Mengkilap Namun kenyataan dilapangan bahwa untuk memperoleh bakalan yang benarbenar sempurna sesuai dengan persyaratan di atas adalah sangat sulit oleh karena itu diusahakan agar kondisinya lebih mendekati persyaratan tersebut. Cara modern yang saat ini digalakkan oleh pemerintah adalah dengan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik. Dengan cara ini dapat dipastikan akan memperoleh hasil bakalan yang baik dan terjamin.
B.   Aspek Ekonomi
Dalam kehidupan ekonomi, Sapi Bali merupakan hewan ternak yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat petani di Bali.
a.    Sapi Bali sebagai tenaga kerja pertanian.
Sapi Bali sudah dipelihara secara turun menurun oleh masyarakat petani Bali sejak zaman dahulu. Petani memeliharanya untuk membajak sawah dan tegalan, untuk menghasilkan pupuk kandang yang berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah pertanian.Sapi Bali sebagai sumber pendapatan. Sapi Bali mempunyai sifat subur, cepat beranak, mudah beradaptasi dengan lingkungannya, dapat hidup di lahan kritis, dan mempunyai daya cerna yang baik terhadap pakan. Keunggulan lain yang sudah dikenal masyarakat adalah persentase karkas yang tinggi, juga mempunyai harga yang stabil dan bahkan setiap tahunnya cenderung meningkat membuat sapi Bali menjadi sumber pendapatan yang diandalkan oleh petani.
b.    Sapi Bali sebagai sarana upacara keagamaan
Dalam agama Hindu, sapi dipakai dalam upacara butha yadnya sebagai caru, yaitu hewan korban yang mengandung makna pembersihan. Demikian juga umat Muslim juga membutuhkan sapi untuk hewan Qurban pada hari raya Idhul Adha.
c.    Sapi bali sebagai hiburan dan obyek pariwisata.
Sapi Bali juga dapat dipakai dalam sebuah atraksi yang unik dan menarik. Atraksi tersebut bahkan mampu menarik minat wisatawan manca negara untuk menonton. Atraksi tersebut adalah megembeng
(di kabupaten Jembrana) dan gerumbungan (di kabupaten Buleleng)
Jadi jelas bahwasanya kebutuhan akan sapi bali sangat banyak di butuhkan oleh masyarakat luas dalam berbagai bidang.

C.   Aspek Pemasaran
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistem pemasaran yakni pasar yang membutuhkan suplai yang memungkinkan, yakni masyarakat yang selalu membutuhkan keberadaan sapi bali ini.
Mengingat kebutuhan akan suplai daging setiap harinya memungkinkan untuk penyediaan daging dengan pemanfaatan budidaya/ penggemukan sapi bali.
 Disamping volume daging yang memungkinkan, hal yang lain yang juga dapat dipertimbangkan yakni dari aspek sosial-budaya, bagi sebagian masyarakat luar guna kepentingan adat budaya masiang masing. Sapi bali sebagai salah satu obyek upacara ke agamaan, seperti ummat Hindu di Bali dan beberapa daerah laian dengan kepercayaan yang sama.






BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Sapi bali merupakan sapi asli Indonesia yang diketahui mempunyai keunggulan-keunggulan dan nyata-nyata disukai oleh petani peternak, sehingga pengembangannya telah hampir merata di seluruh pelosok nusantara. Hal ini sejalan dengan usaha yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, yaitu sebagai petani. Ternak sapi merupakan bagian dari sebagian kehidupan petani karena dengan memelihara ternak sapi petani mendapatkan manfaat yang dapat meningkatkan hasil pertanian dan kesejahteraan keluarga petani.

B.   Saran – Saran
Ø  Untuk mendukung budidaya sapi bali ini agar dilakukan sosialisasi menyeluruh kesegala aspek masyarakat agar masyarakat sedikit terbuka mengenai budidaya sapi bali.
Ø  Sosialisasi ini akan membantu mempertahankan keberadaan sapi pedaging lokal unggulan.
Ø  Agar dalam setiap diskusi untuk ke rasiaonalan teman teman dalam mengungkapkan argumem yang pantas, bukan malah saling menindis satu sama lain. Diskusi ini bertujuan untuk saling mengisi dari tiap pokok pembahasan yang di presentasekan.

Sunday 4 November 2012

tanaman hias anggrek yang unik


Anggrek

            Anggrek merupakan salah satu kekayaan hayati indonesia yang panoramanya tidak kalah dengan tanaman hias lain. Anggrek tergolong famili orchidaceae, famili ini merupakan salah satu famili tanaman hias yang paling besar, paling beraneka ragam dan paling menarik. Selain itu tanaman anggrek termasuk tanaman yang mempunyai kecepatan tumbuh relatif lambat, kecepatan tumbuh berbeda-beda pada setiap jenis anggrek. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemeliharaan tanaman Anggrek yang berorientasi pada produksi bunga. 
1.     Morfologi tanaman Anggrek
Tanaman Anggrek terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan Buah. Berikut ini ciri-ciri bagian tanaman Anggrek.
·         Akar  : Akar tanaman Anggrek berfungsi sebagai tempat menempelkan tubuh tanaman pada media tumbuh. Akar Anggrek epifit (Anggrek yang menempel di pohon) mempunyai lapisan vilamen yang berfungsi untuk memudahkan akar menyerap air di kulit pohon sebagai media tumbuh Anggrek. Akar Anggrek epifit berambut pendek sedangkan Anggrek teresterial (jenis Anggrek tanah) akarnya mempunyai rambut yang panjang & rapat yang berfungsi untuk menyerap air & zat organik dalam tanah.
·         Batang  : Berdasarkan pola pertumbuhannya, batang Anggrek dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :
-       Tipe simpodial : merupakan Anggrek yang tidak memiliki batang utama dan terdiri dari beberapa umbi semu. Contoh : Dendrobium, cattleya, oncidium dsb.
-       Tipe monopodial yaitu : Anggrek pertumbuhan batangnya lurus keatas pada satu batang tanpa batas. Contoh : Vanda, arachnis, phalaenopsis dsb.
·         Daun  : bentuk daun tanaman Anggrek sangat tergantung dari jenis anggrek. Beberapa bentuk daun anggrek, yakni : bentuk silindris, bentuk tulang dan bentuk bertunggangan.
·         Bunga : Bunga anggrek pada umumnya mempunyai 3 buah daun kelopak bunga sedangkan daun mahkota berjumlah dua. Dipusat bunga terdapat alat kelamin jantan & betina yang menjadi salah satu bagian.
·         Buah  :  setelah bunga diserbuki dan dibuahi, 3-9 bulan kemudianmuncullah buah yang sudah tua. Kematangan buah sangat tergantung jenis anggrek. Misalnya jenis dendrobium buah matang dalam 3-4 bulan, vanda 6-7 bulan, cattleya 8-9 bulan.
2.     Jenis-jenis tanaman Anggrek
a.       Anggrek epifit (ephytis) adalah jenis anggrek yang menumpang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan tanaman yang ditumpangi (tanaman inang). Contoh anggrek epifit antara lain: Dendrobium, Cattleya, Ondocidium, dan Phalaenopsis.
b.      Anggrek semi epifit adalah jenis anggrek yang juga menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi. Contoh anggrek semi epifit antara lain :Epidendrum, Leila, dan Brassavola.
c.       Anggrek tanah (anggrek terrestris) adalah jenis anggrek yang hidup di atas permukaan tanah. Contoh anggrek teresterial antara lain Vanda, Renanthera, Arachnis, dan Aranthera.
d.      Anggrek saprofit, adalah anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering. Contoh jenis ini antara lain: Goodyera sp.
e.       Anggrek litofit adalah jenis anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Contoh jenis ini antara lain: Dendrobium dan Phalaenopsis.
3.     Perawatan tanaman
Perawatan tanaman Anggrek meliputi :
a.       Penyiraman : Air berfungsi sebagai pelarut hara dan pengatur suhu. Anggrek akan tumbuh baik jika kebutuhan airnya tercukupi. Frekuensi dan volume air siraman tergantung pada : jenis tanaman, ukuran tanaman, jenis media dan keadaan lingkungan.
b.      Pemupukan : Merupakan kunci utama dalam merawat anggrek agar tepat tumbuh baik dan berbunga. Pemberian pupuk pada tanaman anggrek dilakukan secara teratur 1-2 kali seminggu. Pupuk dapat dilakukan melalui daun dan Batang.
c.       Hama dan penyakit :  Hama & penyakit yang sering menyerang tanaman Anggrek adalah Kutu Daun (Hama) dan Rabah Bibit (Penyakit) yang disebabkan oleh cendawan, menyerang bibit yang baru dipindahkan.
4.     Perbanyakan tanaman Anggrek
Perbanyakan tanaman Anggrek terdiri atas dua Cara, yakni 1. Perbanyakan Generatif, perbanyakan melalui biji. 2. Perbanyakan Vegetatif, umumnya menghasilkan keturunan yang sifatnya sama dengan induknya. Perbanyakan vegetatif dapat melalui : a). Pemisahan rumpun. b). Menggunakan keki. c). Menggunakan Stek. d). Kultur jaringan.

5.     Persilangan
Persilangan adalah suatu teknik mengawinkan bunga dengan meletakkan pollen / serbuk sari pada stigma (lubang atau rongga yang dangkal berisi cairan kental agak lengket sebagai tempat meletakkan pollen dan masuknya tabung pollen ke dalam ovari (bakal buah) pada waktu polinasi/penyerbukan ). Dikenal dua macam persilangan, yaitu perkawinan sendiri (selfing) dan perkawinan silang (crossing). Perkawinan sendiri (selfing) adalah perkawinan dengan meletakkan pollen pada stigma yang berasal pada satu bunga, satu tanaman, tetapi masih dalam satu spesies. Ex : Dendrobium alba (selfing) Perkawinan silang (crossing) adalah perkawinan dengan meletakkan pollen pada stigma yang berasal dari dua jenis bunga yang berbeda pada spesies yang sama. Ex : Dendrobium alba x Dendrobium albertisii
6.     Anggrek potong
Dikalangan penganggrek, dikenal adanya Anggrek tanaman koleksi dan Anggrek sebagai tanaman bunga potong. Kedua tanaman Anggrek tersebut mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda. Anggrek yang bukan untuk bunga potong akan cepat layu ketika dirangkai sebagai bunga hias sedangkan anggrek potong memiliki ketahanan yang lebih lama dan mudah dibudidayakan.
















Hortikultura II
(Anggrek)

OLEH :
NURHAEDAH AZIS
0822100029










FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2012